TANPA HIZBULLAH, LEBANON HANYALAH KAMPUNG BESAR.

TANPA HIZBULLAH, LEBANON HANYALAH KAMPUNG BESAR.

Ketegangan pun mencuat. Sekelompok pendukung Hzblh memblokir ruas jalanan utama menuju ke bandara Beirut, Lebanon. Aksi ini dilakukan setelah otoritas Lebanon melarang pesawat Iran untuk mendarat di negara tersebut.

Pihak berwenang Iran menyatakan bahwa penerbangan Mahan Air ke Beirut dibatalkan sebelum lepas landas karena Lebanon belum memberikan izin pendaratan. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, para penumpang terlihat frustrasi karena harus menunggu tanpa kepastian.

Di tengah gemuruh perjuangan Hizbullah melawan penjajah Zionis ×nis, ada duri-duri dalam daging, politikus korup, warga pengecut yang terjangkiti virus inferioritas. Mereka adalah parasit yang menjual harga diri Lebanon demi sesuap dolar AS, secuil pengakuan rezim Arab boneka, atau jabatan palsu di pemerintahan buatan.

Setelah Hzblh mengorbankan darah demi mempertahankan kedaulatan, sebagian orang Lebanon seagama dan senegara justru menggalang aksi provokatif, menyebar fitnah, dan memelintir fakta—seolah perjuangan suci melawan Israel adalah "dosa" yang harus dihapus dari sejarah. 

Pemerintahan boneka yang baru dilahirkan oleh rahim kotor Amerika, Perancis, dan Saudi menginjak-injak konstitusi Lebanon, mengucilkan Hzblh—satu-satunya kekuatan yang berani berdiri tegak ketika Israel membombardir Beirut, ketika AS meracuni politik Arab dengan proyek-proyek pemecah belah. Rezim cecunguk asing yang menjual nyawa rakyat Lebanon demi menyenangkan tuan-tuan di Washington, Paris, dan Riyadh itu lupa bahwa legitimasi sejati tidak datang dari kursi menteri atau stempel PBB, tapi dari darah para syuhada yang tumpah di medan perang.

Hzblh tak perlu pengakuan dari para pengkhianat. Legitimasi mereka tertulis di setiap jengkal tanah Lebanon yang dibebaskan dari cengkeraman Zionis. Legitimasi itu tertanam di hati jutaan rakyat yang melihat Hzblh sebagai garda pelindung bangsa dan penjaga kedaulatan yang menjunjung tinggi martabat dan masa depan anak-anak Lebanon. Sedangkan para politisi korup sibuk mengemis bantuan ke IMF atau menjilat kaki Setanyahu, Hzblh membangun rumah sakit, sekolah, dan jaringan perlawanan yang tak tergoyahkan. 

Para dajjalis Amerika, Perancis, dan Saudi tahu bahwa selama Hzblh berdiri, proyek hegemoni mereka di Timur Tengah akan terus terancam. Karena itu, mereka menciptakan "pemerintahan palsu" untuk memutus urat nadi perlawanan—dengan dalih "stabilitas" atau "rekonsiliasi".

Mereka yang hari ini mengecap Hzblh sebagai "organisasi toreris" adalah orang-orang yang sama yang diam ketika Israel membantai warga sipil di Qana, ketika AS menjatuhkan sanksi kelaparan, atau ketika Saudi membiarkan Palestina dijajah.

Tanpa Hzblh, Lebanon hanyalah sebuah kampung besar yang takkan pernah disegani kawan dan ditakuti lawan. Berkat SHN dan ribuan kader mxqawxmah, aroma semerbak bangsa Lebanon menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Read more