TEKS ANTARA TIRANI PENULIS DAN ANARKI PEMBACA
Membaca adalah proses kognitif yang didasarkan pada penguraian simbol-simbol yang disebut huruf untuk menciptakan makna, dan untuk mencapai tahap pemahaman dan persepsi. Ini adalah bagian dari bahasa yang merupakan alat komunikasi atau pemahaman. Bahasa terdiri dari huruf, angka, dan simbol yang terkenal dan umum untuk komunikasi antara orang-orang. Membaca adalah sarana menerima informasi dari penulis atau pengirim pesan dan merasakan makna yang diinginkan. Membaca adalah sarana belajar dan berkomunikasi dengan budaya dan peradaban dengan mengambil informasi yang terekam di otak, yang sebelumnya ditandai dalam bentuk huruf, angka , simbol dan hal-hal lain seperti Braille untuk orang buta. Ada jenis bacaan lain yang tidak ada dalam bahasa tersebut, seperti membaca notasi musik atau ilustrasi.
Menulis adalah seni menata simbol sebagaj pengungkap makna, sedangkan membaca adalah seni menangkap makna di balik simbol yang ditata penulis.
Menulis dan membaca adalah dua aktivitas khas manusia yang bisa menjadi deferensia yang lebih khusus deferensia umum, yaitu berakak atau berpikir sebagai pembentuk definisi baku manusia. Menulis dan membaca memerlukan nalar atau sekumpulan pikiran yang menjadi bahan bakunya. Karenanya, manusia bisa disebut hewan yang menulis dan hewan yang membaca. Karena itulah ia disebut homo symbolicum (hewan pengguna simbol).
Menulis dan membaca adalah aktivitas yang lebih kompleks dari mendengar, melihat dan aktivitas inderawi lainnya yang lebih simpel karena hanya melahirkan citra personal dan partikular sebuah objek, sedangkan menulis memerlukan citra personal dan impersonal atau partikular dan universal sebuah objek.
Sebagai makhluk relasional, manusia senantiasa hidup berhubungan dengan orang lain dalam proses sosial, seperti musyawarah, rapat, debat, ceramah, diskusi, upacara adat yang di dalamnya ada tempat, waktu, masalah yang dibahas, peserta, dan bentuk interaksi sosialnya telah membentuk suatu konfigurasi kontekstual atau konfigurasi makna yang membatasi atau menentukan penggunaan bahasanya.
Konteks yang secara langsung melingkupi kejadian proses sosial disebut konteks situasi, sedangkan bahasa yang sedang digunakan untuk mengekspresikan proses sosial dengan fungsi dan tatacaranya yang muncul pada konteks disebut teks.
Ketika berhubungan dengan teks, disadari atau tidak sedikitnya terdapat tiga subjek yang terlibat dalam membangun makna yang masing-masing memiliki dunianya sendiri. Tiga subjek itu ialah teks itu sendiri, penulis, dan pembaca (the text, the author, and the reader). Masing-masing merupakan titik pusaran tersendiri, meskipun kesemuanya saling mendukung--- bisa saja malah menyesatkan --- pihak pembaca dalam memahami teks. Mengapa teks bisa disebut menyesatkan? Karena ketika seorang menuangkan gagasan atau pikirannya dalam tulisan, tak bisa dihindari dia memilih kata dan kalimat yang dianggap sesuai dengan dunia pembacanya. Proses memilih kata atau susunan kalimat yang tepat sesuai pembacanya itu mengandung makna “menyisihkan" sehingga terdapat gagasan yang tersembunyi. Pembaca yang matang dan rendah hati memberi kesempatan pertama kepada penulis untuk menentukan arah makna di balik teks yang digelarnya juga kepada pembaca lainnya.
Terlepas dari itu semua, dalam sengketa makna, siapakah yang lebih berhak atas simbol? Apakah makna adalah milik penulis atau pembaca atau teks itu sendiri?
Pertanyaan ini penting untuk dijawab, karena faktanya, pembaca yang miskin wawasan hermeunitik alias produk timbunan teks, apalagi hidup dengan infus kebencian personal dan komunal kerap terlihat membaca dan mengaku memahami sebuah buku, padahal sedang membaca teks dengan makna yang telah diciptakannya sebelum memasuki atmosfir pemikiran dan menangkap arah yang dituju penulis di balik teks yang dirangkai di atas lembar-lembar buku pihak yang jadi langganan objek kritiknya. Akibatnya, dia berpetualang dengan delusinya menanggapi dan mengkritik makna yang tak dituju oleh penulis dan terus mengulang-ulangnya meski orang-orang di sekitarnya mulai mempertanyakan motifnya.