TITIK-TITIK TEMU KEYAKINAN

TITIK-TITIK TEMU KEYAKINAN
Photo by Unsplash.com

Iman dalam spiritualisme adalah keyakinan perdana yang merupakan pandangan dunia. Materialisme adalah pandangan dunia yang berlawanan dengannya.

Pandangan dunia spiritualisme adalah keyakinan universal tentang adanya realitas immaterial, meski tidak selalu ditegaskan sebagai keyakinan teologis, karena sebagian orang menolak dianggap bertuhan namun meyakini adanya realitas tak terinderakan seperti cinta dan keluhuran.

Pandangan dunia spiritualisme adalah sebuah titik temu dan himpunan keyakinan terluas yang mencakup aneka keyakinan di bawahnya.

Keyakinan yang lebih kecil cakupannya dari spiritualisme adalah teisme. Ia adalah iman dalam kebertuhanan (teisme) yang berlawanan dengan ateisme atau keyakinan yang menolak eksistensi Tuhan sebagai zat sublim. Secara epistemologis, a adalah iman. Orang yang meyakini eksistensi realitas transenden bisa disebut mukmin dalam spiritualitas.

[ads1]

Kebertuhanan adalah keyakinan terbesar kedua yang menjadi titik temua semua keyakinan tentang eksistensi Tuhan terlepas dari aneka keyakinan turunannya.

Secara epistemologis, ia adalah iman. Setiap orang yang bertuhan bisa disebut mukmin dalam kebertuhan.

Keyakinan tentang Tuhan bercabang tiga; monoteisme, politeisme dan panteisme. Keyakinan akan adanya Tuhan tunggal dengan ragam penafsiran yang berbeda bahkan saling menafikan adalah sebuah keyakinan ketiga terbesar yang menjadi titik temu setiap orang yang meyakini adanya satu dzat sebagai Tuhan sumber eksistensi genesis.

Ia secara epistemologis adalah iman. Setiap orang yang meyakini keesaan Tuhan dengan segala perbedaan keyakinan turunannya masing-masing bisa dianggap mukmin dalam monoteisme.

Keyakinan tentang adanya Tuhan meniscayakan keyakinan turunan di bawahnya. Sebagian orang yang meyakini ajaran Tuhan tentang aturan dan tuntunan hidup bagi hamba.

Terlepas dari aneka bentuk agama yang merupakan keyakinan detailnya, inilah titik temu semua orang yang memastikan bahwa aturan hidup ditetapkan oleh Pencipta.

Secara epistemologis, keberagamaan adalah iman. Setiap orang yang beragama bisa dianggap mukmin dalam keberagamaan.

Keyakinan berikutnya adalah keberagamaan dengan sistem pewahyuan yang lazim disebut kerasulan dan kenabian.

Keyakinan ini menetapkan adanya orang-orang suci dan terpilih yang hadir di setiap masa dan ruang mewartakan wahyu Tuhan demi memperbaiki prilaku lahir dan batin manusia.

Ia merupakan keyakinan besar yang menjadi titik temu semua orang yang meyakini keniscayaan agama dengan sistem pewahyuan.

[ads1]

Keyakinan tentang agama wahyu yang diperkenalkan oleh Muhammad SAW adalah keyakinan yang menjadi keyakinan khusus bagi orang-orang yang menganut sebuah agama bernama Islam meski di dalamnya terdapat aneka keyakinan berbeda bahkan mungkin berlawanan.

Ia adalah identitas formal bagi setiap Muslim dengan ragam identitas kemazhaban dan pola pemikiran yang berbeda-beda.

Keyakinan kepada kerasulan universal Muhammad SAW secara epistemologis adalah iman, bahkan ia merupakan iman yang paling tegas karena berdiri di atas iman spiritualisme, iman teisme, iman monoteisme, iman kerasulan. Pengimannya secara formal berhak dianggap Mukmin.

Bersambung..

Read more