TRAGEDI KEMALUAN SAUDI

TRAGEDI KEMALUAN SAUDI
Photo by Unsplash.com

Saudi yang punya sistem pertahanan udara canggih anti balistik dan serangan udara terutama di kawasan industri minyak Aramco, dilindungi oleh pangkalan militer AS, dikelilingi pangkalan militer AS di Bahrain dan Qatar, dijaga oleh kapal induk dan armada militer AS، dijanjikan perlindungan oleh Presiden AS Trump, tak mampu menangkal dan menggagalkan serangan balistik yang ditembakkan dari drone buatan pasukan bersarung Yaman.

Demi menutupi kemaluannya, Saudi tanpa bukti valid dan tanpa memperhatikan fakta perbatasan udara dan negara-negara teluk dijaga oleh sistem anti udara AS di dua pangkalannya, berhalusinasi bahwa rudal-rudal yang membakar setengah kawasan industri Aramco itu diluncurkan dari Iran.

Iran yang sejak runtuhnya kerajaan Reza Pahlevi karena menolak eksistensi rezim perampas Quds dikepung secara militer, diembargo secara ekonomi dan dikeroyok secara media dan diganggu dengan serangan propaganda takfirisme di seluruh dunia Islam, telah menyatakan bersiaga meladeni perang bila diserang dengan bukti-bukti empiris, antara lain, menyita kapal tanker inggris yang dikawal armadan militer sebagai balasan atas penyitaan kapal tankernya di Jabal Tarek, menjatuhkan drone tercanggih AS, melakukan manuver militer dan memamerkan senjata-senjata terbarunya.

Tak banyak pilihan real di hadapan rezim cabul ini selain mengakui keunggulan Yaman dalam strategi militer dan diplomasi dengan menarik pasukannya yang sudah membangkai dan yang masih bernapas, menyerahkan Yaman kepada rakyatnya dan menyatakan kesediaan untuk memberikan ganti rugi atas agresi dan pembantaiannya.

Read more