Skip to main content

Transformasi Nuklir Iran

By December 6, 2011No Comments

Presiden Republik Islam Iran (RII) Mahmoud Ahmadinejad, Sabtu kemarin, di sela-sela pertemuan ke 44 Persatuan Radio dan TV Asia Pasifik, seraya menyinggung berbagai perkembangan terakhir nuklir Iran, menyebut hiruk pikuk sejumlah negara Barat untuk politisasi kembali berkas nuklir Iran sebagai upaya mereka yang tak pernah membuahkan hasil. Beliau menegaskan, tertutupnya masalah nuklir Iran akan segera menjadi jelas bagi semua pihak.

Sementara itu, Javad Vaidi, Wakil Keamanan Internasional Dewan Tinggi keamanan Iran, dalam sebuah jumpa pers sore kemarin, menekankan, politik tegas RII ialah melanjutkan aktifitas nuklir sipilnya dan tidak akan menghentikan pengayaan uranium untuk tujuan-tujuan damai.

Seraya menyinggung rancangan terakhir Arab Saudi untuk menciptakan konsorsium internasional pengayaan uranium di luar kawasan Timur Tengah, Javad Vaidi menambahkan bahwa Iran menyambut baik rancangan-rancangan pengayaan di negara-negara lain. Akan tetapi jika syarat-syarat rancangan etrsebut ialah penghentian pengayaan di dalam Iran, maka yang demikian itu tidak dapat diterima.

Berkenaan dengan usaha sejumlah negara untuk mengesahkan resolusi ketiga anti Iran, Javad Vaidi mengatakan, negara-negara yang mengusahakan embargo dan keluarnya resolusi baru, tidak merasa senang melihat kerjasama Iran dan IAEA. Ketika perundingan-perundingan Iran dan IAEA dan kerjasama keduanya tengah berjalan, maka pengambilan langkah-langkah politik di DK PBB bertentangan dengan hak-hak legal Iran.

Parviz Davoodi, Wakil Presiden Iran, dalam pertemuan dengan Wan Jia-bao, PM Cina di Tashkent, di sela-sela konferensi Shanghai, menekankan bahwa masalah nuklir Iran berada di atas jalannya yang asli dan sah; sedangkan kerjasama dengan IAEA masih terus berjalan.

Sementara itu, Cina dan Rusia menentang ratifikasi resolusi baru peningkatan embargo anti Iran yang diusahakan oleh AS. Berdasarkan penentangan ini, para anggota kelompok 5+1, yang terdiri dari AS, Inggris,Perancis, Cina dan Rusia plus Jerman, di akhir pertemuan dua hari lalu di London, mengumumkan dalam deklarasinya, bahwa mereka menunggu laporan Javier Solana, pejabat politik luar negeri Uni Eropa, dan Muhammad ElBaredei, Dirjen IAEA, dan mereka akan mengadakan pertemuan berikutnya pada tanggal 19 Nopember, sebelum laporan ElBaredei.

Meskipun sejumlah sumber Barat di London menilai pertemuan kelompok 5+1 sebagai pendahuluan untuk menyusun resolusi baru anti Iran, Rusia dan Cina tidak mendukung kesepakatan ini.

Nicolas Burns, Wakil Menlu AS juga mengakui bahwa untuk mengambil langkah segera guna meratifikasi resolusi ketiga di DK, Washington memerlukan dukungan luas Cina dan Rusia. Akan tetapi Washington tidak memiliki dukungan seperti itu (irib).