TUHAN, AGAMA DAN IMPLEMENTASI
Bila eksistensi Tuhan diyakini, maka tak ada sesuatu apapun di luar penciptaanNya.
Bila segala sesuatu diyakini sebagai ciptaan Tuhan, maka semua ciptaanNya berada dalam kuasaNya.
Bila diyakini semua ciptaan, yang berjiwa dan tak berjiwa, berada dalam kuasa Tuhan, maka segala sesuatu berada di bawah aturanNya.
Bila agama diyakini sebagai aturan Tuhan bagi manusia sebagai ciptaan yang berjiwa dan berakal, maka agama meliputi segala aspek kehidupannya.
Bila agama diyakini sebagai aturan Tuhan yang meliputi segala aspek kehidupan, maka tak ada domain dalam kehidupan manusia yang kosong dari aturannya bagi yang meyakininya.
Bila diyakini tak ada domain yang kosong dari agama, maka yang meyakininya berkewajiban menerapakannya.
Bila kewajiban menerapkan agama diyakini, maka tanggungjawab atas setiap tindakannya dalam semua bidang kehidupan merupakan konsekuensi niscaya.
Bila tanggungjawab atas setiap tindakan dalam semua bidang kehidupan diyakini sebagai konsekuensi niscaya, maka kepatuhan merupakan konsekuensi niscaya.
Bila kepatuhan diyakini sebagai konsekuensi keyakinan terhadap tanggungjawab menerapkan agama, maka keyakinan akan otoritas menjadi konsekuensi niscaya.
Bila otoritas diyakini sebagai konsekuensi niscaya tanggungjawab menerapkan agama, maka ia mesti mengetahui kriteria otoritas dan hierarkinya dari puncak hingga bawah yang terhubung dengan dirinya.
Bila kriteria otoritas dan hierarkinya dari puncak hingga bawah yang terhubung dengan dirinya, maka harus siap menjadi pengikut dengan segala risikonya.
Bila siap menjadi pengikut, ia mengorbankan egonya, mengendalikan kehendak-kehendaknya, membatasi kebebasannya, menomorduakan kepentingannya dan seterusnya.