(Untitled)

(Untitled)
Photo by Unsplash.com

HARTA BERSAMA SATU BANGSA

Keyakinan agama dan mazhab apapun, karena abstrak dan tersimpan dalam benak juga bukan organisasi, tidak bisa dilarang.

Persekusi, represi, tekanan kelompok atau massa dan kekuatan politik formal justru bisa menjadi preseden buruk bagi keyakinan lainnya di kemudian hari dan dapat menguatkan militansi para penganutnya, karena persekusi dan intimidasi di luar otoritas struktural negara dengan alasan apapun terhadap kelompok keyakinan, sesat apapun bagi kelompok lain, adalah intoleransi.

Bila menentang tekanan massa terhadap kelompok sendiri, maka sepatutnya tidak mendukung aksi serupa terhadap kelompok lain, meski sangat menentangnya dan dianggap sebagai pandangan yang negatif.

Cara elegan menolak sebuah keyakinan dan pandangan yang dianggap negatif adalah membuktikan kelemahan-kelemahannya dan menguak paradoksnya secara argumentatif ke publik tanpa direcoki oleh hiruk pikuk massa awam yang tersulut emosi. Pandangan apapun hanya bisa dibendung dengan kontra pandangan.

Siapapun berhak memilih keyakinan sekaligus mempertanggungjawabkannya dalam dialog yang fair dan terbuka. Kelompok keyakinan, sekecil apapun jumlahnya berhak mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan keyakinannya dan diberi hak jawab atas kritik dan hal-hal yang disalahpahami atau dituduhkan.

Di dalam negara yang tak berasas agama, tak satupun kelompok punya privilege untuk melakukan diskriminasi terhadap kelompok keyakinan apapun dengan mengatasnamakan umat dan bangsa. Karenanya, setiap individu warga negara berhak menikmati hak konstitusionalnya untuk hidup merdeka tanpa dikaitkan dengan keyakinannya berupa agama maupun aliran agama selama tidak melakukan pelanggaran terhadap undang-undang dan hukum yang berlaku.

Negara ini bukan milik satu kelompok agama dan aliran, satu massa organisasi, satu suku, satu kelompok politik, namun harta bersama bangsa majemuk yang besar sebagaimana dituangkan dalam traktat abadi Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda harus terus digaungkan dan diimplementasikan secara nyata agar tak hanya menjadi klise dan narasi semata dalam setiap seremoni tahunan.

Read more