PARA CECUNGUK POROS HEGEMONI

PARA CECUNGUK POROS HEGEMONI

Otak mayoritas manusia di era internet dan medsos, terutama yang lugu, terhipnotis oleh sistem algoritma sehingga cenderung memenuhi dorongan penasaran dan sensasi terhadap sesuatu yang tidak biasa, bahkan abnormal, kontroversial karena mengundang polemik bahkan vulgar dan liar seraya menganggapnya sebagai hiburan atau tantangan seru tanpa konsekuensi apapun. 

Para buzzer yang sadar dan tak sadar bekerja sebagai pejuang-pejuang poros hegemoni kapitalisme, imperialisme, neokolonialisme, zionisme dan rasisme menguasai semua platform tanpa jeda dan dalam skala luas menyebarkan dan mengulang komentar caci maki, cemooh, kalimat jorok, ancaman dan sesumbar secara intensif hingga para awam polos pun menelannya seraya menganggapnya sebagai ekspresi free thinker, ketegasan dan keberanian.

Itulah mengapa konten-konten video yang logis, runut, santun, konstruktif, edukatif, mendalam dan serius tak diminati bahkan oleh yang sepandangan, apalagi yang kontra terhadapnya. Akibatnya, konten agama sekalipun yang disampaikan oleh orang  sok tahu dengan gaya bicara unik atau  berbusana aneh atau bertutur kemayu mengalahkan pakar dalam bidangnya. Dari sinilah distorsi, manipulasi dan stupididasi menemukan pasarnya.

Demi mengalihkan perhatian dunia dari posisi sentral Iran yang berjaya membangun aliansi regional "Poros Perlawanan" sejumlah channel tv rezim Arab pro zionis dan Barat berbahasa Arab (diikuti juga oleh sejumlah youtuber sok tau pemburu uang iklan di negeri kita) secara intensif memproduksi berita hoax dan opini fitnah tentang perebutan kekuasaan antara reformis dan konservatif pasca gugurnya Raisi serta analisa serampangan seputar suksesi posisi penerus Pemimpin Tertinggi Iran.

Namun Gelombong jutaan pengantar jenazah Raisi dan rombongan yang gugur bersamanya sekali lagi menjungkirbalikkan prediksi kosong para cecunguk Poros Hegemoni Imperialisme dan Zixnisme yang terus merecoki semua kolom comment di semua platform media sosial.

Kehadiran dan pidato Ismail Hanieh dalam upacara shalat jenazah Ibrahim Raisi di Tehran adalah bukti bersatunya setiap Muslim yang bebas dari fitnah pecah belah mazhab dalam spirit Quds.

Orang-orang dengan basirah yang jernih sadar bahwa mengklik, menonton dan menyebarkan tulisan dan video berisi pandangan positif individu-individu terverifikasi sekomunitas adalah perlawanan terhadap kezaliman dan dukungan bagi keadilan dan kebenaran.

Sebaliknya, men-share video negatif berisi fitnah dan ujaran kebencian (meski dengan maksud menentangnya dan memberitahu orang lain tentang keburukannya) bisa memperluas sebarannya, menambah keuntungan finansial pembuatnya..