KAU YANG MISKIN DAN SENDIRIAN
Yang kau anggap milikmu bukanlah milikmu. Dirimu tak bertambah dengan itu dan tak berkurang tanpa itu. Kepemilikan adalah konsep kategori aksidental yang tak akan pernah menjadi bagian dari substansi dirimu, apalagi eksistensimu. Ia bukan dirimu.
Yang kau anggap milikmu bukanlah milikmu. Kamu hanya menganggap sesuatu yang bukan dirimu sebagai milikmu yang juga dianggap oleh selainmu sebagai miliknya. Kamu hanya berlomba memperbanyak anggapan dan tak bedakan memiliki dengan anggapan memiliki. Kamu hanya memiliki "anggapan memiliki".
Yang kau anggap milikmu bukanlah milikmu.
Kau bahkan tak memiliki kuasa atas diri dan sejarahmu, waktu dan tempat kelahiranmu, ayah, ibu, moyang, garis keturunan, etnistas, ciri dan bentuk ragamu, serta karakter dasarmu, bahkan penyakit bawaanmu.
Yang kau anggap milikmu bukanlah milikmu. Pasanganmu adalah orang lain dengan substansi yang mandiri, dan eksistensi, sejarah dan hidupnya sendiri yang bersedia menandatangani pakta kemitraan denganmu. Kau bahkan tak memiliki kuasa mengendalikan dan mengubah pandangan, sikap dan perilakunya.
Yang kau anggap milikmu bukanlah milikmu. Benih yang kau taruh dalam rahim pasangamu lalu berkembang dan lahir adalah raga baru yang membusanai ruh yang tak kau tiupkan dan tak kau ciptakan. Orang yang kau sebut anak itu bukanlah milikmu, tapi sebuah entitas baru dengan identitas baru dan sejarah baru.
Yang kau anggap sebagai pasanganmu, anakmu, ayah dan ibumu, nenek dan kakek serta moyang dan leluhurmu, keluargamu, sukumu, dan bangsamu adalah individu-individu dengan berkas masalah dan jejak perilakunya masing-masing dan pergi sendiri-sendiri silih berganti dan dibangkitkan sendirian demi mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan, diucap, dilihat, didengar dan dinderakannya sendirian.
Kamu hanyalah satu dari jutaan butir maha kecil dari pertikel mungil di jagad tak berdinding yang berhalusinasi memiliki sesuatu yang bukan milikmu.