TAK MEMILIH

TAK MEMILIH

Sesuatu yang bukan pilihan, bila dipandang buruk tak patut dicela, dan bila dianggap baik tak patut disanjung.  Meski mestinya baik dan buruk hanya diprediksikan atas capaian dan yang terjangkau oleh kehendak atau ikhtiar, yang dianggap "kebagian" buruk hanya bisa bersabar tanpa dengki. Yang "kebaikan" baik mestinya bersyukur tanpa sombong.

Setengah atau lebih dari apa yang dimiliki oleh manusia adalah akibat dari sebuah proses keterjadian determinan di luar kehendak dan piihannya. Ia bahkan tak memilih untuk jadi manusia.

Tak memilih dilahirkan di mana, dari rahim siapa dalam garis nasab siapa, bahkan tak memilih untuk lahir. Tak memilih tanah kelahiran dan tempat ari-ari plasenta ditanam. Tak bisa memilihasal usul, nenek moyang dan pohon silsilah.

Tak pernah menginginkan hidup sebagai bagian dari sebuah kelompok atau komunitas kecil dengan ciri wajah yang terlihat berbeda. Saya juga tak memilih status etnik yang sejak balita diejek atau dicandai dengan panggilan sikap "rab". Tak memilih stigma yang dilekatkan atas ayah, ibu, dan orang-orang dalam sebuah keluarga. Tak memilih untuk membawa, menyimpan dan menerima sepanjang hidup derita identitas ini sebagai takdir.

Tak memilih untuk tercatat dalam akte kelahiran lalu nomer induk kependudukan di Dukcapil dan terdaftar sebagai warga negara..

Tak memilih untuk diajarkan agama, budaya, tradisi, bahasa dan pola pergaulan sejak bocah, remaja, dewasa dan tua. Tak memilih untuk merasa sebagai warga negara dan bagian dari bangsa tertentu. Tak bisa mengaku sebagai warga sebuah negara yang tidak dihuni dan tak terlahir di sana untuk dijadikan tujuan bila diusir. Tak memilih menjadi keturunan "pendatang", imigran, pki, antek penjajah, bahkan iblis sekalipun.

Tak memilih menjadi orang yang secara etnis sama dengan beberapa anasir yang entah baik, agak baik, kurang baik, tidak baik, agak buruk, buruk atau sangat buruk. Tak memilih jadi bagian komunitas etnis tertentu. Tak memilih untuk menjadi orang  dihormati atau dimaki, disanjung atau dikucilkan, dihina, diancam untuk diusir, disweeping atau disembelih.

Dia hanya bisa memilih cara hidup dalam ruang sosial yang kian sempit dan membiasakan diri dengan segala situasi yang penuh dinamika, misteri dan risiko.

Penghujat Tuhan mencela, mengejek atau menertawakan atau menyisihkan atau menindas orang karena sesuatu yang bukan pilihan dan kehendaknya seolah kesalahannya. Andai bisa order, tak ada yang menghendaki, lahir cacat, idiot, autis, down syndrome, tubuh cebol, tangan cekot, kaki pengkor, gigi tonggos, kepala miring, bibir sumbing, mata juling, kuping melungker, berkelamin ganda, berwajah penuh kutil, anak gelandangan, anak zina, keturunan imigran, keturunan kenil.

Read more