TEMAN BAIK

TEMAN BAIK

Tadi saat bengong menikmati segelas hot latte di sebuah cafe tiba-tiba teringat seorang teman semasa remaja yang beberapa bulan lalu berpapasan dengannya setelah sekian lama tak berkomunikasi, apalagi berjumpa.

Dalam pertemuan singkat yang tak direncanakan itu saya melihat perubahan drastis pada paras dan penampilannya. Orang Jawa Timur menyebut rasa terkejut melihat perubahan pada seseorang dengan kata "pangling", tapi kali ini konotasinya bukan sesuatu yang menggembirakan. Dulu ceria, kini lesu dan tak bergairah.

Semula saya menduga perubahan itu akibat ditinggal wafat isterinya dan harus menjadi single parent. Ternyata, setelah mendengar info dari beberapa teman, penyebabnya adalah persoalan lain yang membuatnya cenderung menyendiri terkait dengan bisnis.

Beberapa tahun silam dia dianggap cukup sukses dalam sebuah bisnis sehingga banyak teman yang berebut investasi dalam jumlah dana yang lumayan besar. Namun, karena sejumlah faktor, terutama pandemi Covid 19 dan perubahan kebijakan pemerintah, bisnis yang dijalankannya ambruk. Modal utamanya dan modal investasi pun amblas.

Dia menjadi sasaran kekesalan banyak orang yang menuntut pengembalian dana yang telah diivestasikan disertai beragam dugaan negatif. Dia yang bingung karena tak berdaya memberikan jaminan pengembalian selain sepetak rumah yang dihuni oleh anak-anak tanpa ibu itu. Meski berniat menjualnya untuk membayar sebagian tanggungannnya, sulit terjual karena letak dan lesunya situasi ekonomi secara umum. Alhasil, dia hancur lebur dan terisolasi secara sosial dari teman-teman dalam komunitas yang sangat kecil di kotanya.

Karena tak mengetahui secara persis persoalan ini, saya tak berhak menilai apalagi menghakimi dia juga teman-teman yang berselisih dengannya dalam bisnis itu seraya berdoa dan berhak semoga Allah memberikan kemudahan kepadanya agar musibah kkeuangan yang menimpanya segera berlalu dan hubungannya dengan teman-temannya kembali membaik. Tapi saya merasa berhak untuk tetap menganggapnya sahabat baik sesuai memori sejarah persahabatan kami saat remaja dulu. Karena terenyuh mendengar kisah kehidupannya yang sangat prihatin, saya pun menyapanya.

Mungkin banyak orang baik mengalami situasi serupa. Banyak orang baik yang kemudian dicap buruk sebagai penipu dan sebagainya bukan karena berniat menipu dan berkhianat tapi justru karena menjadi korban situasi di luar kuasa dan prediksi. Tak sedikit orang yang hancur seluruh kehidupannya karena terabaikan. Dia dan orang-orang baik seperti dia harus didekati dan diberi dukungan semangat dan optimisme agar tidak makin hancur dan kehilangan kehidupan sosialnya, percaya dirinya dan semangatnya untuk bangkit.

Teman masa kecil adalah bagian integral kehidupan setiap orang. Dia punya peran dan kontribusi dalam kehidupannya, meski tak disadari.