Komunitas Rabbi Israel mengancam memutuskan hubungannya dengan Vatikan. Koran Italia, La Stampa, mengutip Koran Jerusalem Post menulis, komunitas Rabbi Israel menyatakan memutuskan hubungan diplomatik dan keagamaan selama Paus Benediktus XVI tidak meminta maaf kepada komunitas Yahudi dan para korban holocaust.
Dalam satu pernyataannya di sebuah televisi Swedia Rabu lalu, Richard Williamson mengatakan, “Saya tidak percaya ada kamar-kamar gas dan hanya sekitar 300.000 orang Yahudi yang binasa dalam kamp konsentrasi Nazi, bukan 6 juta orang.”
Menanggapi hal itu, Vatikan memerintahkan seorang uskup tersebut melepaskan pandangannya yang mengingkari holocaust.
Dalam pernyataan, Rabu (4/2), Vatikan mengatakan, Uskup asal Inggris, Richard Williamson, harus secara penuh menjauhkan diri dari pernyataan-pernyataannya untuk bisa bertugas di Gereja Katolik Roma.
Vatikan juga mengatakan, Paus Benediktus XVI juga tidak mengetahui ihwal pandangan-pandangan uskup tersebut ketika dia mencabut sanksi pengucilan terhadap Uskup Williams dan tiga uskup lain pada bulan lalu. Seorang kardinal senior kemudian mengakui Vatikan telah keliru dalam menangani masalah ini.
Kardinal Walter Kasper yang bertanggung jawab atas hubungan antara Gereja Katolik Roma dan para pemimpin Yahudi mengakui, berbagai departemen yang berbeda di Vatikan tidak saling berkomunikasi dengan baik dan tidak memeriksa masalah yang dapat timbul.
Keputusan Paus untuk mengakhiri sanksi Uskup Williamson atas masalah lain telah memicu kontroversi. Sebab, uskup itu tidak yakin bahwa 6 juta warga Yahudi dikirim ke ruang gas oleh Nazi dalam Perang Dunia II.
Uskup Williamson yang dikucilkan dari Vatikan 20 tahun lalu atas alasan lain yang tidak berhubungan dengan holocaust, telah meminta maaf karena memicu kontroversi, namun tidak mengubah pandangannya.
Holocaust dari bahasa Yunani, holokauston, artinya persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya. Secara umum, holocaust diartikan pembantaian sistematis yang dilakukan Jerman Nazi terhadap berbagai kelompok etnis, keagamaan, bangsa, dan sekuler pada masa Perang Dunia II. Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam holocaust oleh kaum Nazi.