WAJAH PASARAN

WAJAH PASARAN

Saya sedang menikmati kesendirian di cafe langganan dekat tempat saya menetap. Sore ini posisi duduk favorit saya "memaksa" mata tertuju ke wajah seorang wanita yang masih bisa dibilang muda. Untungnya, dia duduk menghadap samping sehingga dia tidak bertatap muka dengan saya.

Begitu melihatnya, mesin pikiran saya langsung on dan menemukan ide tentang ironi dalam industri kecantikan di era hiper modern saat ini.

Ada tonjolan meruncing di dagunya yang bila diperhatikan terlihat sebagai "tambahan". Bibir bawahnya tak sama dengan bibir atas yang dalam prosentase kecil agak mirip Anjelina Jolie yang jontor akibat luka saat shooting Tom Raider. Hidungnya terlihat melesat meninggalkan pipinya dengan posisi rada menukik seolah menyangga benda lain. Alhasil, wajahnya terlihat seperti hasil patungan beberapa prototipe wanita.

Setiap individu diciptakan unik dan tidak sama dengan individu lainnya sejak manusia pertama kecuali setelah menjalani operasi wajah (bedah plastik).

Industri kecantikan yang menawarkan reparasi paras tidak punya kemampuan mempercantik wajah sesuai keunikan wajah pengguna jasa  industri kecantikan dan hanya bisa mempercantik wajah dengan cetakan yang tersedia.

Pengguna jasa itu rela kehilangan otentisitas dan keunikan dirinya sebagai individu yang diciptakan secara natural dengan fitur khas. Dia merasa cantik dengan wajah baru yang bukan miliknya secara eksklusif. Dia menjadi manusia non organik karena tak punya bekal memahami makna holistik kecantikan akibat materialisme dan visualisme yang telah menghipnotis mayoritas umat manusia.

Read more