Skip to main content

“Zionis-zionis Mini”

By January 4, 200910 Comments

Karena blog ini belakangan gencar menurunkan posting-posting seputar serangan Israel atas Gaza, comment-comment bodoh dari segelintir “zionis mini” mulai datang menyerbu. Karena tidak bisa diketahui secara fisik, mereka hanya menjadi sniper di dunia maya, sebagaimana lazim karakter lekat para pengecut dan pecundang.

Dari pelacakan IP adress yang saya lakukan, sebagian besar pemberi komentar konyol dan sarkastik bahkan kadang bernada ancaman itu dikirim dari luar negeri, seperti Australia dan Belanda.

Selain mencaci maki Islam, sebagian zionis-zionis sawo matang itu membeo pada opini media pro Israel dan Imperialisme AS dengan mengatakan bahwa serangan Israel atas Gaza yang menelan korban wafat 485 orang itu (25% bayi dan remaja) merupakan reaksi dari serangan roket Hamas terhadap Israel.

Para sniper commen negatif ini pura-pura bodoh dan tidak tahu bahwa serangan roket-roket sederhana (sebagian besar buatan sendiri) itu merupakan reaksi dari blokade Israel atas darat, udara dan laut Gaza selama lebih dari 2 tahun.

Sebagian lagi, berlagak sok ultranasionalis, mengatakan bahwa bangsa Indonesia tidak perlu ikut demo untuk menunjukkan solidaritas dengan apologi bahwa negara kira sedang mengalami banyak masalah, dan karena Gaza adalah masalah negara lain dan bangsa lain, antara Israel dan Arab.

Mereka seperti orang sakau yang tidak menyadari bahwa nasionalisme sejati mengharuskan cinta pada kebebasan dan solidaritas dengan semua bangsa yang direbut kedaulatannya. Nasionalisme sejati adalah cinta Tanah Air dan cinta bangsa, cinta umat manusia.

Negara-negara Islam dan negara-negara Arab, juga negara-negara dunia ketiga adalah mitra bangsa Indonesia di forum-forum OKI, ASEAN, ASIA-AFRIKA, NON BLOK dan PBB? Iran bukanlah negara Arab, bahkan sangat dibenci oleh para pemimpin rezim-rezim Arab pro Amerika. Bangsa Iran adalah bangsa yang sangat cinta jatidirinya sebagai bangsa Persia yang memiliki sejarah peradaban panjang dan gemilang. Dengan semua kebanggaan etnik, geografis, historis dan bahasanya, bangsa Iran menunjukkan semangat mandiri dalam segala. Nasionalisme tetap dipertahankan tapi kepedulian dan dukungan kepada perjuangan anti hegemoni AS tetap diperlihatkan. Karena itu, Iran yang Islam mau bersekutu dengan Venezuela, Bolivia, Brasil, Kuba dan negara-negara Kristen anti hegemoni AS di Amerika Latin. Jadi, persoalannya bukan Islam dan Arab, tapi zionisme, imperialisme, dan rasialisme. Lucu, mereka mengira nasionalisme berarti anti entis, bangsa dan negara lain.

Indonesia adalah buah perjuangan para pejuang dari semua suku, agama, dan organisasi. Ia bukan milik satu suku, dan agama.

Zionis-zionis mini… mungkin trauma dan paranoid karena ulah Amrozi Cs atau peristiwa Mei, padahal mayoritas Muslim tidak mendukung aksi-aksi mereka. Anehnya, mereka tetap saja mencaci Islam bahkan ada yang berani mempelesetkan kata suci Allahu Akbar dengan “Allahmubarbar”… Inna Lillah….!!!