Bersarung duduk selonjor,
Malam merangkul sunyi yang mengeriput.
Langit hitam membentang kainkafan,
Menjilat sisa-sisa cahaya yang tersesat.
Cicit jangkrik merajut mantra,
Lagu tua yang retak di sela waktu.
Bait-bait lahir dari nadi yang berdarah,
Menggali liang kubur kenangan yang terpendam.
Sejarah berbisik dalam debu,
Setiap hurufnya adalah luka yang menganga.
Masa lalu menari sebagai bayang tanpa tubuh,
Menghantui dinding-dinding jiwa yang rapuh.
Aku mencari makna di antara nisan-nisan kata,
Di mana setiap nama adalah pertanyaan yang terpotong.
Angkasa gelap hanya diam,
Menyimpan rahasia yang tak pernah utuh.
Di sini, dalam lengang yang bernyawa,
Kesendirian adalah sajak yang tak selesai.
Setiap malam adalah nisan baru,
Mengubur pertanyaan yang tak pernah mati.