Haiah Tahrir Syam (HTS), dipimpin oleh Ahmad Shara' (Abu Muhammad al-Julani), merupakan kelompok dominan di Idlib, Suriah. Meski awalnya terkait dengan Al-Qaeda, HTS berusaha memposisikan diri sebagai "pemerintahan alternatif" di wilayah oposisi. Kemenangan HTS tidak lepas dari dukungan eksternal, termasuk peran tidak langsung Qatar dan Turki.
Qatar mendanai HTS, bantuan ini sering kali dikelola oleh entitas yang terkait dengan HTS, melalui Qatar Charity yang menjadi saluran tidak langsung demi meningkatkan legitimasi HTS sebagai penguasa de facto di Idlib.
Qatar juga menggunakan media seperti Al-Jazeera menciptakan simpati internasional demi memperkuat legitimasi HTS dan mengurangi tekanan politik terhadap kelompok tersebut.
Qatar juga mendorong solusi politik yang melibatkan kelompok teroris radikalis demi memperkuat posisi kelompok bersenjata seperti HTS.
Rezim kedua yang berperan penting dalam kemenangan HTS adalah Turki.
Turki melakukan intervensi militer di Suriah utara (seperti Operasi Perisai Euphrates dan Olive Branch) untuk melawan Kurdi (YPG). Operasi ini melemahkan pesaing HTS, memungkinkan HTS fokus menghadapi rezim Assad.
Turki membuka perbatasannya untuk suplai senjata dan logistik ke ke HTS sulit melalui pembiaran terhadap jaringan pendukung HTS di wilayah Turki (seperti perawatan medis untuk anggota HTS) memperkuat kapasitas kelompok tersebut.
Turki juga mendirikan pos observasi di Idlib sebagai bagian kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia. Kehadiran Turki mencegah serangan besar-besaran rezim Suriah dan Rusia, memberi HTS ruang bernapas untuk mengkonsolidasi kekuasaan.
Turki juga berkoordinasi dengan HTS untuk menjaga keamanan di perbatasan, terutama mencegah arus pengungsi ke Turki.
Kebijakan luar negeri Turki yang mendukung HTS dalam melawan Assad dan sekutunya (Iran, Rusia) demi menciptakan kepentingan hegemoni otomanik di dunia Islam
Dukungan Qatar dan Turki kepada kelompok oposisi Suriah juga dipicu persaingan dengan blok Saudi-UEA yang mendukung kelompok berbeda.
Turki dan Qatar berusaha menjaga hubungan dengan Barat sambil mempertahankan pengaruh di Suriah melalui HTS yang bisa dikelola sebagai proksinya
Meski menyangkal, kedua negara itu secara intensif memberikan dukungan langsung ke HTS yang terlihat jelas melalui bantuan finansial Qatar dan militer Turki demi menciptakan kondisi yang memungkinkan HTS berkembang.
Secara umum, Qatar dan Turki berkontribusi pada keberhasilan HTS melalui kombinasi bantuan finansial, dukungan diplomatik, dan intervensi militer yang mengubah dinamika konflik.
Kedua negara ini secara tidak langsung berkontribusi dalam pembantaian warga sipil dari masyarakat minoritas di pesisir Suriah yang dilakukan oleh aparat keamanan rezim Golani.
Karena khawatir umat Islam sadar dan bersatu dalam aliansi muq-aw-ah setelah kelompok yang dianggap sesat dan kafir justru membela rakyat Palestina dan melawan Istael, gerombolan psyco binaan Istael, Turki dan AS melakukan serangkaian kejahatan yang lebih sadis dari zxonis dengan membawa-bawa Islam, seperti menelanjangi para wanita alawite lalu menembaki mereka.