Tawakal sering disalahpahami sebagai sikap pasif "pasrah tanpa usaha". Padahal, dalam Islam, tawakal adalah seni kombinasi antara ikhtiar maksimal dan kepatuhan kepada kausalitas yang tiada lain adalah kepasrahan total kepada Allah SWT sebagai Kausa Prima dan Pengendali sistem semua proses alam ciptaan.
Secara harfiah, tawakal berarti meletakkan seluruh kepercayaan– seperti melepas burung ke angkasa, yakin ia akan terbang dengan sayap yang telah Allah berikan, namun tetap memastikan sangkar terbuka.
Tingkat ketawakalan seseorang mencerminkan kedalaman imannya. Berikut jenjangnya:
- lPemula, yaitu kepasrahan yang diselimuti gelisah saat usaha belum berbuah seperti anak kecil memegang balon, takut terlepas.
- Menengah, yaitu ercaya kepada Allah, tetapi kadang dibayangi kekhawatiran, seperti nelayan yang melempar jala, tapi sesekali menengok ke darat.
- Tertinggi, yaitu pasrah total seperti bayi dalam gendongan ibu atau layar kapal yang secara dinamis menyesuaikan dengan angin Allah.
Dampak magis tawakal yang sering terlupakan antara lain :
- Rezeki tak terduga atau di luar kalkulasi
- Ketenteraman hati dan bebas stress.
- Kemuliaan di dunia dan akhirat.