DILEMA NEGERI PENYAMUN

DILEMA NEGERI PENYAMUN

Setelah dunia digegerkan oleh serangan militer Iran ke Israel, beredar banyak analisa seputar kemungkinan serangan balik negeri para penyamun dalam beberapa skenario sebagai berikut :

Kemungkinan pertama : Israel tidak melakukan serangan balik karena tekanan AS, Inggris, Perancis dan Eropa juga rezim-rezim Arab sekutunya yang mengkhawatirkan konflik militer dua musuh bebuyutan ini menjadi regional bahkan global.

Kemungkinan kedua : Israel akan mengabaikan permintaan AS dan sekutunya. Sentayahud akan menuruti tekanan beberapa mitra ultra ekstrem dalam koalisinya yang mengancam akan mencabut dukungan politik untuk kabinetnya demi menyelamatkan sisa air muka di hadapan dunia setelah terbukti Iron Dome-nya tak mampu melindungi pangkalan-pangkalan militernya dari 300 drone dan rudal cruise serta balistik yang menghujaninya.

Skenario pertama:

Israel akan melancarkan serangan kecil berupa a) Serangan elektronik; b) serangan psikologis terbatas berupa penetrasi udara oleh F35 tanpa penembakan; c) serangan elektronik, serangan psikologis sekaligus serangan militer terbatas.

Masalahnya,

1. Bila Istaek melakukan serangan kecil, apalagi elektronik semata, a) niscaya klaim keunggulan militernya terbantahkan dan keunggulan militer Iran terkonfirmasi. Itu artinya, serangan militer kecil-kecilan tak akan menyelamatkan kemaluan para jenderal dan petinggi Mosad; b) AS dan sekutunya di Eropa akan berada dalam posisi dilematik sebagai berikut :

A. Bila membantu Istael (sebagaimana telah dilakukannya bersama Inggris, Perancis dan Jordania saat Iran mengirimkan 300 paket rudal dan drone ke wilayahnya), justru a) membuktikan kelemahan militer Israel yang selama ini mengklaim sebagai negara kuat di kawasan. Serangan kecilan-kecilan pun dibantu sekutu; b) AS juga akan mengalami kesulitan menyembunyikan kebobrokan moralnya di mata dunia terutama rezim-rezim sekutunya di dunia Arab dan dunia Islam yang menghadapi tekanan rakyatnya masing-masing; c) presiden renta spesialis salah ucap ini akan menghadapi gelombang protes yang lebih besar dari lebih dari setengah rakyatnya yang bersimpati ke Palestina. Bila itu terjadi, elektabilitasnya akan menukik jatuh.

Serangan Istaek sekecil apapun akan dibalas dengan serangan yang lebih masif, spontan dan tanpa peringatan lebih dulu.

B. Bila tak membantunya, a) Joe Biden akan kehilangan dukungan politik lobi Yahudi yang sangat berpengaruh secara ekonomi. Itu artinya, peluang si pikun Biden untuk terpilih kembali sangat kecil karena secara geopolitik AS adalah "Israel besar" dan Istaek adalah "AS kecil". Tanpa lobi para konglomerat yang mencengkeram ekonomi  AS dan dunia itu, AS takkan menjadi adidaya seperti saat ini.

Skenario kedua :

Istael akan melancarkan serangan sedang dengan menarget satu atau melakukan pembunuhan terhadap beberapa perwira Iran.

Selain menghadapi masalah-masalah yang sama dengan skenario pertama, skenario kedua ini juga memicu konflik regional karena Iran melakukan penyerangan yang lebih besar dari sebelumnya, tanpa peringatan lebih dulu dan tak berjeda lama.

Skala kecil dan sedang dalam skenario ini pasti ditanggapi oleh Iran sebagai perang terbuka, bukan lagi hukuman atas pelanggaran Piagam PBB dengan semua konsekuensinya.

3. Istaek akan melancarkan serangan besar-besaran dengan target pusat-pusat militer Iran.

Selain menghadapi masalah-masalah yang sama dengan skenario pertama dan kedua, skenario ketiga ini Iran akan melakukan penyerangan yang lebih besar dari sebelumnya, tanpa peringatan lebih dulu dan tak berjeda lama bersama seluruh sekutunya dalam Poros Perlawanan dengan target di dalam Israel dan luarnya.

Bila konfrontasi terbuka terjadi dan eskalasi meningkat, AS yang menjadikan Israel sebagai pangkalan militer terbesar dan mitra eksistensial, pasti akan turun tangan membantunya. Itu artinya, Rusia China dan Korut tiidak akan duduk manis. Inilah prolog Perang Dunia Ketiga.

Read more