BALADA KOMUNITAS YANG SATU INI (Bagian Ketiga)

BALADA KOMUNITAS YANG SATU INI (Bagian Ketiga)
Photo by Unsplash.com

Kontestasi capres-cawapres dan caleg selalu misterius dan kerap menghasilkan kejutan karena banyak faktor mempengaruhi hasilnya. Karenanya, setiap kontestan mempunyai peluang keterpilihan (elektabilitas) dengan prosentase variatif.

Karena hampir pasti terikat dengan koalisi pendukung sebagai bagian dari kesepakatan, maka bisa dipastikan bahwa setiap kandidat tidak akan mengorbankan peluang keterpilihan demi membela hak kelompok sangat kecil yang tak sebanding dengan risiko kerugian politik. Ini bukan klausa pesimisme yang sebagian besarnya hanya letupan emosi dan subjektivitas, tapi perspektif realisme yang didasarkan pada fakta demi fakta yang telah terjadi.

Realisme politik ini justru nemberi keleluasan bagi setiap individu dalam kelompok maha kecil labgganan persekusi dan diskriminasi itu untuk beradu kreativitas dalam argumen lalu menentukan pilihan politiknya, memilih pasangan kandidat yang layak menurutnya masing-masing seraya menikmati hak konstitusionalnya secara bebas dan bertanggungjawab.

Kelompok super kecil (secara kualitiatif) apapun rasanya tidak mungkin dipertimbangkan dalam kalkulasi elektoral tapi secara kualitatif bisa memberikan kontribusi bagi bangsa, umat, komunitasnya sendiri dan negara dalam setiap momen, siapapun pemenang kompetisi itu.

Komunitas ini bukan kumpulan para pemuja figur (karena mendahulukan "apa" atas "siapa") yang mudah dijejali doktrin, dan bukan intitusi politik yang terikat oleh deal politik dengan semua pasangan capres-cawapres dan bukan bagian kumpulan manusia pemuja figur politik tertentu. Karenanya, setiap individu di dalamnya akan selalu ada dalam tiga pasangan kandidat yang telah dinyatakan lulus karena memenuhi semua persyaratan dan regulasi yang ditetapkan oleh lembaga penyelenggara pemilu.

Karena menjunjung tinggi independensi dalam bersikap, ternasuk dalam menentukan pilihan, maka mestinya individu-individunya secara politik terdistribusi ke semua kontestan tanpa perlu ikut meramaikan polarisasi dengan kampanye hitam atau menyebarkan opini negatif yang memojokkan salah satu kandidat demi mendukung kandidat lainnya.

"Dan dia (Yakub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda." (QS. Yusuf : 67).

Read more