CAFÉ

CAFÉ
Photo by Unsplash.com

Jaringan raksasa makanan dan minum ala bule yang menjajah semesta punya satu ciri khas : Distrust (tidak percaya).

Salah satunya adalah cafe (aslinya tertulis café). Ia adalah tempat untuk bersantai dan berbincang-bincang dimana pengunjung dapat memesan minuman dan makanan. Cafe termasuk tipe restoran namun lebih mengutamakan suasana rileks, hiburan dan kenyamanan pengunjung sehingga menyediakann tempat duduk yang nyaman dan sedikit

Cafe adalah istilah yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya adalah kopi. Hal tersebut berdasarkan kebiasaan dari para lokal Perancis dengan menyebut kedai kopi dengan istilah cafe. Menurut sebagian orang cafe dan caffee punya dua pengertian yang berlainan. Tapi itu tak terlalu penting untuk dibahas

Konon Renaisans part 2 dilahirkan dari cafe di Paris. Beberapa filosof dan seniman post-structuralis, seperti Jacques Derrida, Richard Rorty, Michel Foucault, Jacques Lacan dan lainnya, dikenal sebagai pecandu kopi dan pelanggan cafe.

Di situ pembeli bukanlah raja, tapi pemohon. Dia harus membayar dulu, lalu dipersilakan berdiri mengantri menanti giliran pesanan makanan atau minuman, kemudian membawanya sendiri ke meja.

Umumnya yang duduk di situ anak-anak muda bahagia, orang-orang penguasa tahta kelas menengah ke atas yang meeting untuk bikin project patungan di luar bisnis tetap mereka. Yang hampir pasti ditemukan adalah ibu-ibu muda (terlihat muda) dengan jilbab stylis lagi ngobrol dengan genknya. Orang tua apalagi ga klimis seolah "dilarang masuk"

Bila terlihat "ndeso" yang jauh dari citra "glowing", apalagi datang dengan sekelas motor beat, calon pembeli pasti diintimidasi dengan aneka tawaran asesoris tambahan yang dikemas dengan nama dan istilah asing yang -diharapkan- dia tergagap akibat merasa kerdil di hadapan raksasa kuliner yang megah.

Karena tak ingin terkesan "norak", dia pun mengiayakan semua tawaran pelengkap yang harganya bisa melebihi menu minuman dan makanan yang semula dipesannya. Angka yang disampaikan pegawai setelah menginput dalam mesin penghitung sangat mungkin membuatnya sesak sesaat di ulu hati, ngek!.

"Atas nama siapa?," tanya pegawai yang (harus) cantik atau tampan. Nama anda akan dibubuhkan di cup kertas berlogo. Itu sudah bisa dianggap sebagai pelipur rasa kaget akibat harga yang tinggi.

Tapi karena cafe tak lagi khusus bagi yang mapan secara finansial, kelas kere yang pas-pasan bisa juga nongkrong di cafe domestik dengan menu minuman ala Itali dan Perancis kw 2 dan 3. Welcome to global culture!

Read more