HAK ISTIMEWA

HAK ISTIMEWA
Photo by Unsplash.com

Keunggulan dan kemuliaan tidak ditentukan oleh garis nasab dan klaim keaslian tapi ditentukan oleh prestasi-prestasi sebagai berikut :

  1. Ketakwaan.

    Allah berfirman, "Sesunghnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa" (Al-Hujurat : 13).

  2. Pengetahuan.

    Allah berfirman, "Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar : 7).

  3. Keimanan.

    Allah berfirman, "Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik ? Mereka tidak sama. (As-Sajdah : 18)

  4. Jerih payah dan risiko (perjuangan).

    Allah berfirman "Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar." (An-Nisa': 95).

  5. Kebenaran.

    Allah berfirman, "tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat (jalan kebenaran)." (Al-Fathir : 19). "Katakanlah, "Samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat? Atau samakah yang gelap dengan yang terang?" (Ar-Ra'd : 16).

  6. Kebaikan.

    Allah berfirman, "Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung.” (Al-Maidah : 100).

Singkatnya, hak istimewa dan hak untuk diutamakan bersyarat prestasi dalam spiritualitas, moralitas, humanitas dan segala yang non duniawi. Keturunan, kekayaan, kekuasaan, ketampanan dan kecantikan, ketenaran dan sebagainya bukanlah kriteria kemuliaan.

Read more