RASIS SEJATI, PANCASILAIS PALSU

RASIS SEJATI, PANCASILAIS PALSU
Photo by Unsplash.com

Meski tak mengambil secuilpun keuntungan bahkan menyembunyikannya, nasab atau asal usul keluarga bagi setiap orang adalah sesuatu yang penting.

Kepada siapapun bersambung mata rantai genealogisnya, nasab adalah penting karena itulah alasan kesejarahan dan kronologi kausalitas kehadirannya sebagai individu di altar eksistensi dan realitas.

Karena penting bagi alasan eksistensialnya sebagai individu dan masyarakat, maka menolak dan mengakui garis keturunan tidak sepenting klaim dan peyakinan subjektif dan intersubjektifnya. Dia berhak mengafirmasi rangkaian nama yang telah diyakininya secara temurun tanpa perlu menanti dukungan dan konfirmasi juga penolakan.

Saya punya teman yang pandangannya bisa dianggap super liberal dan nyata tidak tertarik dengan hal-hal primordial. Kasarnya, dia tak peduli soal nasab meski dia bermarga Shahab atau Shihab. Tapi demi melawan rasisme dan demi hak mempertahankan hal pribadi atas pengakuan asal usul setiap orang, dia pun terpanggil untuk melawan kezaliman kolektif ini.

Bagaimanapun juga, dengan bersandar pada referensi internal keluarganya atau referensi eksternal, diakui berdasarkan catatan yang dianggap otentik atau dianggap tidak otentik, nasab dan silsilah adalah fakta berkategori non empiris secara pasti, karena telah berlalu. Karenanya, ia hanya bisa diakui dan diterima sebagai fakta sekunda melalui indikator-indikator dalam arkeologi, filologi dan genealogi, sebagai produk calculus probability atau koherensi data, bukan faktanya secara per se (it self, nafs al-amr) sebagaimana fakta objektif yang hadir semasa (present) sebagai produk korespodensi.

Nasab seseorang adalah penting secara psikologis agar ia tak kehilangan basis historisnya sebagai salah satu entitas dan human being, bukan untuk dipublikasikan, apalagi dibanggakan, karena satu-satunya alasan logis untuk bangga adalah prestasi atau karya berupa pandangan atau perbuatan.

Atas dasar itulah, banyak individu alawi yang tak pernah "memikirkan" nasabnya bahkan mungkin tak mempunyai pandangan konservatif tentang agama, yang tentu tak tertarik membincang nasab daam konteks agama, karena menganggapnya sebagI bagian dari privasi, terpanggil untuk mempertahankan klaim asal usul dan kesejarahanya dengan atau tanpa bukti, diakui atau ditolak.

Lebih dari itu, menentang rasisme dengan aneka narasi keji adalah bagian dari perlawanan terhadap kezaliman struktural. Ini bukan soal diakui sebagai dzurriyyah tapi soal martabat, hak asasi dan hak konstitusional sebagai warga negara.

Atas dasar itu pula, dia tak pernah menerima penghinaan kepada orang-orang terdahulu yang telah diyakini sebagai ayah demi ayah yang melahirkannya sebagai manusia. Vonis negatif terhadap satu komunitas adalah kejahatan yang ironisnya dibiarkan oleh pihak pemegang mandat rakyat dan dianggap oleh para pancasilais palsu sabagai bukti cinta NKRI.

[07.29, 26/6/2023] UML5: "SETIAP PENJAHAT AUTO NONPRI" *)

Jangan menyudutkan komunitas kecil dengan dalih kesal terhadap beberapa individu yang berada dalam komunitas itu dengan sindiran, cemooh dan hinaan kolektif.

Jangan merasa berhak mengecam para oknum sembari menghina komunitas etnis mereka karena merasa mayoritas dan mengklaim sebagai pemegang SHM atas bumi Tuhan ini.

Padahal kamu sangat sadar bahwa jumlah oknum penjahat dan anasir pengkhianat bangsa, penjual agama, agamawan penggila hormat, produsen dongeng keramat dan narrasi pembodohan, penceramah dengan konten cabul dan aneka kata kotor dan semacamnya, pemimpi khilafah dan penentang NKRI dan aneka penjahat dari komunitas etnis mayoritas jauh lebih banyak.

Padahal kamu sadar hinaan terhadap satu komunitas etnis berar…

[07.29, 26/6/2023] UML5: "TERTIMPA SANGKA BAIK"

Alhamdulillah saya selalu "tertimpa sangka baik" sehingga tak sedikit orang yang silih berganti memohon bantuan dana kepada saya secara pribadi. Saya yakin banyak teman yang juga mengalami hal serupa.

Lazimnya, predikat "ustadz" di luar sana mengindikasikan kemakmuran dan gelar doktor sebagai strata tertinggi akademik (kecuali bagi yang tak dikepung stigma negatif di google) otomatis mengafirmasi posisi dan taraf hidup yang mapan.

Seraya berterimakasih atas husnudzon itu, saya kali ini merasa perlu menyampaikan bahwa fakta situasi saya bertolak belakang dengan ekspektasi itu. Tanpa bermaksud mengeluh, saya sejak lama tak berprofesi apapun. Ini merasa perlu saya mengungkap situasi aktual ini demi menghindari kekecawaan beberapa orang.

Saya sarankan teman-teman dalam komunitaa yang mengalami kesulitan finansial yang untuk mengajukan permohonan sumbangan dan pinjaman ke Dana Mustadhafin dengan mengikuti prosedur, ketentuan dan syarat yang berlaku

Saya juga menghimbau teman-teman dalam komunitaa untuk berbagi dan memberikan sumbangan sekecil apapum jumlahnya, kepada sesama melalui Yayasan Dana Mustadhafin, sebuah lembaga terpercaya dan kredibel yang dikelola secara profesional di bawah pengawasan sejumlah tokoh terkemuka komunitas.

Perlu diketahui, selama ini jumlah pemohon dan pemberi sumbangan ke lembaga tersebut tidak berimbang.

Semoga Allah SWT memudahkan semua urusan kita.

Read more