RELASI KUASA

RELASI KUASA

Banyak orang mengira kekuasaan hanya dibentuk dalam arena politik. Padahal politik adalah kuasa formal, sedangkan kekuasaan meliputi semua aspek relasi. Akibat pembatasan makna kuasa, para agamawan, ilmuwan, pengusaha, profesional, budayawan, teknokrat dan lainnya seolah dibebaskan dari dugaan tendensi kuasa.

Banyak pula yang mengira harta sebagai tujuan akhir dari perebutan kuasa. Padahal harta hanyalah sarana untuk meraih atau mempertahankan kuasa. Tak jarang orang justru rela mengeluarkan harta dan rugi demi meraih kuasa.

Menurut konsep pemikiran Michel Foucault, seorang filsuf Perancis yang berpengaruh, relasi kuasa bermaksud menjelaskan bahwa kekuasaan merupakan satu dimensi dari relasi. Di mana ada relasi, di sana ada kekuasaan dan kekuasaan selalu teraktualisasi lewat pengetahuan, karena pengetahuan selalu punya efek kuasa.

Relasi kuasa itu misalnya terjadi antara dosen dan mahasiswa, antara orangtua dan anak, artis dan fans, bos dan karyawan, rentenir dan pengutang, dan sebagainya. Bahkan, bisa saja relasi kuasa terjadi antara seseorang dengan orang yang disukai atau dikaguminya, meskipun tak punya hubungan langsung.

Dalam relasi kuasa formal alias politik, media adalah senjata sedangkan opini, narasi, ulasan, tayangan, hasil survei dan semacamnya adalah pengetahuan merupakan peluru yang ditembakkan demi mematikan nalar kritis dan literasi.

Read more