TAHUN BARU SIAPA?
TAHUN BARU SIAPA?
Sebenarnya, bangsa Indonesia memiliki kalender sendiri, yaitu kalender Jawa. Kalender tahun Jawa ini adalah adptasi dari kalender Islam (hijriah qamariyah), karena sama-sama mengawali tahun baru pada tanggal 1 Muharram meski berbeda nama, yang sejatinya juga merupakan olahan dari nama bulan Arab.
[ads1]
Nama Muharam diubah dengan Suro, berasal dari Asyura, (‘asyrah’ atau 10), tanggal monumental yang dikenang sebagai tragedi pembantaian al-Husain, cucu Nabi saw.
Sampai awal abad ke-20 kalender Hijriah masih dipakai oleh kerajaan-kerajaan di nusantara. Bahkan raja Karangasem, Ratu Agung Ngurah yang beragama Hindu, dalam surat-suratnya kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda Otto van Rees yang beragama Nasrani, masih menggunakan tarikh 1313 Hijriyah (1894 Masehi).
[ads1]
Meski melupakan kalender sendiri menyisakan ironi, merayakan pergantian tahun apa saja bukanlah sesuatu yang buruk. Hanya saja, mestinya ia disambut dengan evaluasi, perencanaan dan tekad perbaikan, bukan dengan berjingkrak-jingkrak, mengganggu ketentraman, mengotori jalan dengan sampah terompet dan menghamburkan BBM.