TAKWA TAK BISA DISOMBONGKAN

TAKWA TAK BISA DISOMBONGKAN
Photo by Unsplash.com

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. al-Hujurat: 13)

Dalam ayat tersebut, Allah Swt menegaskan bahwa keunggulan apapun selain takwa adalah palsu dan irrasional. Karena takwa adalah entitas abstrak yang tak kasat mata. Maka tak ada yang berhak mengklaim keunggulan. Dan karena hanya Tuhan sebagai juri tunggal yang berhak menilai dan menentukan siapa yang unggul dalan ketakwaan maka dunia bukan arena penentuan. Sesama manusia secara individual dan komunal tak berhak merasa unggul dalam ketakwaan.

Ketakwaan adalah situasi intelektual dan spiritual yang merupakan kombinasi dua elemen entitas abstrak sebelumnya, yaitu iman (kepercayaan) dan amal (pengamalan. Karenanya, kepercayaan dan pengamalan mendahului ketakwaan.

Justru karena ketakwaan adalah sesuatu yang abstrak dan hanya bisa dipastikan di akhirat sehingga tak bisa disombongkan, maka ia menjadi parameter kemuliaan.

Pesan di balik "sesungguhnya yang lebih mulia di antara kamu adalah yang lebih bertakwa di antara kamu" adalah hormatilah setiap orang sesuai perilaku lahiriahnya.

Karena penentuan nilai ketakwaan dilaksanakan kelak di akhirat, maka dunia diciptakan sebagai arena tanding bagi setiap insan untuk mencapai nilai tertinggi ketakwaan dalam kebaikan.

“Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. al-Maidah: 48).

Read more