TANTANGAN TES DNA

TANTANGAN TES DNA
Photo by Unsplash.com

Selama dzurriyyah dan bukan dzurriyah adalah setara tanpa keunggulan kecuali ketakwaan, mestinya mudah disimpulkan bahwa cucu asli maupun palsu, dianggap nasabnya tersambung atau terputus tak ada pengaruhnya.

Perhatikan poin-poin sebagai berikut :

  1. Bila kedzuriyyahan tidak meniscayakan keunggulan dalam kemuliaan atas selain dzurriyah, maka siapapun berhak mengaku sebagai dzurriyyah bila meyakini dirinya sebagai keturunan Nabi SAW tanpa perlu divalidasi oleh siapapun, karena pertanggungjawabannya adalah bersifat personal kepada Allah.
  2. Bila pertanggungjawabannya adalah bersifat personal kepada Allah, maka siapapun yang merasa habib, atau syarif atau sayyid berhak mengaku habib, syarif dan sayyid.
  3. Siapapun yang merasa habib, syarif atau sayyid berhak mengaku habib, syarif dan sayyid dengan bukti teks nasab maupun tak dokumen apapun meski pengakunya tidak lebih mulia dari non habib non syarif dan non sayyid.

Tapi siapapun tak berhak menuduh siapapun yang mengaku dzurriyah Nabi sebagai pendusta, memalsukan dan melakukan penipuan dengan dasar yang ditetapkannya sebagai satu-satunya referensi pembuktian kedzurriyyahannya.

Bila anda merasa sebagai dzurriyyah Nabi dan menganggap pengakuan orang lain atas nasab kedzuriyyahan anda sebagai sesuatu yang penting, buktikanlah dengan cara yang ditetapkan dan disepakati dalam ilmu nasab, bukan dengan cara yang mereka anggap paling benar dan tunggal, yaitu manuskrip nasab sezaman atau test DNA yang sangat mungkin anda mereka tak tahu sistem kerja pengetesan DNA.

Soal tantangan tes DNA demi membuktikan ketersambungan nasab, maka faktanya Haplogroup G-M201 bukanlah haplogroup DNA untuk Yahudi (Bisa ditemukan di Internet soal Y DNA dengan haplogroup G-M201 ini), karena tes DNA melalui data dari buku Family Tree DNA sendiri adalah hoax Dengan kata lain, klaim bahwa Haplogroup DNA untuk Yahudi adalah G-M201 hanyalah hoax yang sengaja disebarkan demi menuduh para tokoh utama Ba'Alawi sebagai pemalsu nasab.

Faktanya, haplogroup J1 dan J2 juga ditemukan di berbagai kelompok-kelompok lain yang tidak ada hubungannya dengan Timur tengah atau Nabi Muhammad SAW, , termasuk juga di kelompok Yahudi dengan pertemuan common ancestor yang sangat jauh sekali dan tidak sesuai dengan fakta sejarah. Ini menunjukkan tidak validnya data yang digunakan untuk tes DNA tersebut.

Konon dalam Family Tree DNA kode Haplogroup untuk Nabi Muhammad SAW adalah J1-P58-L147.1-L858-L859. Namun faktanya Family Tree DNA sama sekali tidak pernah memastikan bahwa itu adalah Haplogroup Nabi Muhammad SAW. Klaim itu hanyalah propaganda bisnis menggunakan beberapa individu di Timur Tengah yang mengaku dan dianggap Bani Hasyim. Kerajaan Jordan sendiri tidak pernah mengakui atau memberikan statement bahwa sample-sample tersebut adalah anggota keluarga kerajaan Jordan. Itu semuanya hanyalah hoax yang tersebar di medsos. Sayang sekali, awam yang tersulut oleh provokasi teriak dalam koor "tes DNA saja!"

Terlepas dari itu, bila anda menganggap pengakuan orang lain atas nasab kedzuriyyahan anda sebagai sesuatu yang tak penting, karena anda merasa cukup terhormat sebagai manusia dengan prestasi dan karya sendiri, anda tak perlu sibuk meyakinkan siapapun tentang ketersambungan nasab anda dengan cara apapun. Persilakan siapapun untuk mengakui dan tidak mengakui ketersambungan nasab anda. Afirmasi dan negasi satu atau banyak orang, karena salah paham atau kedengkian, tak mengubah fakta hidup anda.

Andaikan anda bukan cucu Nabi, bergembiralah karena dibebaskan dari beban moral yang berat. Bersimpatilah kepada yang tak pernah membanggakan nasabnya tapi harus ditimpa vonis bersama karena kesombongan pemajang gelar nasab dan karena kebencian yang membabi buta.

Bila anda memang cucu Nabi, anda memikul beban amanat yang berat, terutama saat sebagian besar yang terbaca dan yang terdengar adalah umpatan dan hujatan untuk anda dan semua komunitas anda. Tetaplah waspada karena anda rentan sombong sekaligus besiaplah menjadi target dengki. Paling tidak, anda harus membiasakan diri membaca tulisan atau mendapat pertanyaan seputar ini yang sebagian berkonotasi olok-olok dari teman sendiri

Read more