JALAN SUCI YANG TERJAL PENUH LIKU
Jalan Suci ini dibenci dan dikepung fitnah bukan karena cara salatnya tapi karena teologi otoritas dan visi resistensi.
Meski dilengkapi argumen komprehensif (rasional, mistikal, tekstual), sedikit orang mau melintasi "Jalan Suci" ini demi menghindari ragam risiko.
Risiko terberat di "Jalan Suci" bukanlah suramnya karier, namun kepatuhan kepada selain diri sendiri sebagai konsekuensi teologi otoritas dan visi resistensi.
Risiko paling ringan di "Jalan Suci" adalah berkurang receh dan kurangnya teman.
Ketika para pembenci mengepungnya karena visi resistensi dan banyak pengikut menjauhinya demi menghindari risiko isolasi dan diskriminasi, maka lenganglah "Jalan Suci".
Risiko di" jalan kami" sungguh berat dan sulit. Yang sanggup memikulnya adalah para manusia berjiwa malakat dan yang telah lolos dalam ujian Allah dengan prestasi iman.
Ali AS
(Bihar Al-Anwar, Al-Majlisi vol. 2, hal. 1433, Al-Khishal, Al-Shaduq, hal. 44, Al-Amali, Al-Shaduq, hal. 185)