YAMAN DAN PALESTINA

YAMAN DAN PALESTINA

Ada empat jenis negara dan bangsa di dunia ini, Pertama, negara makmur namun tidak terhormat. Kedua, negara tidak makmur dan terhormat. Ketiga, negara tidak makmur dan tidak terhormat. Keempat, negara makmur dan terhormat.

Pertama :

Negara makmur tapi tidak terhormat adalah negara yang dihuni oleh masyarakat konsumeris, glamour, mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikian gratis, jaminan sosial dan sebagainya. Namun tidak punya kedaulatan. Haluan politiknya tidak mandiri.

Kedua :

Negara tidak terhormat dan tidak makmur adalah negara yang dipimpin oleh koruptor atau orang-orang yang tidak mampu mengambil sikap tegas demi kehormatan bangsa dan rakyatnya. Arah politiknya membeo. Konsep ekonominya amburadul. Penegakan hukumnya payah. Sebagian rakyatnya kejangkitan individualisme sehingga menciptakan kesenjangan sosial yang berujung pada anarkisme dan meningkatnya kriminalitas.

Ketiga :

Negara terhormat tapi tidak makmur adalah negara yang dihuni oleh bangsa yang rela hidup sederhana, rela tidak punya mall, dan kotanya tidak gemerlap dengan gedung-gedung menjulang, mobil-mobilnya tidak banyak berbeda merek. Tapi tidak rela sedetikpun menjadi kaki tangan bangsa lain. Pendirian politiknya kokoh. Pemerintahnya berani mengambil keputusan besar demi kemandirian dalam segala bidang. Embargo, sanksi dan ancaman perang tidak menggoyahkannya. Yaman mungkin adalah contohnya.

Banyak pendukung Palestina beranggapan bahwa bangsa Yaman menjadi mulia karena membela Palestina. Padahal justru karena mulia, rakyat Yaman membela Palestina. Yang membela tentulah lebih mulia dari yang dibela, apalagi yang membela tidak lebih leluasa dari yang dibela. Inilah yang membuat bangsa Yaman membuka mata dunia Islam terbelalak oleh sifat kosmoppolitan dan humanitarian bangsa Yaman

Tindakan Yaman menghadang agresi militer dan intervensi politik Saudi dan  Emirat selama 8 tahun lebih, melempatkan sejumlah misil dan drone penyerang, mencegat semua kapal dari dan ke rezim penjajah Palestina di Laut Merah dan melawan ASU dan sekutunya, termasuk Bahrain, seolah menyegarkan kesadaran kita "jangan bikin masalah dengan orang miskin yang menjunjung tinggi harga diri."

Keempat :

Negara yang makmur dan terhomat adalah yang memiliki sejarah kepahlawanan melawan penjajah dengan bambu runcing dan persenjataan ala kadarnya, mempunyai sumber alam melimpah di laut dan darat, memiliki kekayaan keargaman dan kebhinnekaan, merawat budaya ketimuran yang menjunjung tinggi toleransi dan solidaritas kebangsaan dan populasi penduduk yang besar.

Indonesia berpeluang menjadi negara terhormat dan makmur bila para pemegang mandat dan otoritas struktural (para politisi) serta otoritas kultural (para agamawan)  kebal dari kemilau harta haram dan masyarakatnya saling menguatkan demi kepentingan bersama dengan semangat gotong royong demi mengimplementasikan Pancasila dan UUD dasar

Read more