PERLAKUAN ADIL
PERLAKUAN ADIL
Salah memilih sikap dan cara memperlakukan orang lain bisa membuat jatuh karena melambung atau menukik.
Perlakuan tak proporsional bisa membuat orang minder atau pongah.
Tak perlu sombong untuk menyadarkan orang lain tentang posisinya. Cukup memperlakukannya secara proporsional.
Meninggikan seseorang diatas posisi moralnya bisa membuatnya pongah.
Merendahkan seseorang di bawah posisi moralnya bisa membuatnya minder.
Bersikap lembut tak berarti menggeser norma keadilan dan proporsionalitas.
Bersikap tegas tak berarti menggeser nilai empati dan toleransi.
Sikap lembut tak selalu baik atau buruk. Sikap tegas tak mesti buruk atau baik.
Jangan bersikap tegas kepada yang bisa sadar dengan kelembutan.
Jangan bersikap lembut kepada yang bisa sadar dengan ketegasan.
Bersikap logis terlihat kaku atau kasar bagi yang memisahkan hati sanubari dari akal budi.
Bersikap ambivalen dan mendua sering terlihat luwes dan menyenangkan bagi sebagian yang mengukur kebaikan dan ketulusan dari bahasa tubuh.
Memperlakukan atasan sebagai bawahan dan memperlakukan bawahan sebagai atasan adalah sikap tidak proporsional.
Memuji seseorang atas sesuatu yang bukan prestasinya adalah dusta yang bisa membuatnya merasa berhak memperolehnya.
Jangan bersikap lembut kepada lawan jenis yang menganggap sikap lembutmu sebagai rayuan atau kegenitan.
Tinggi suara tak berarti marah. Marah tak mesti bersuara tinggi. Marah tak selalu tak sabar.
Meninggikan yang sudah tinggi bisa berarti menganggapnya rendah sehingga merasa perlu ditinggikan. Ketinggian hakiki adalah kepatuhan kepada akal sehat.
Merendahkan yang sudah rendah bisa berarti menganggapnya tinggi sehingga merasa perlu direndahkan. Kerendahan hakiki adalah kepatuhan kepada kehendaknya.
Ramah bukanlah genit. Tegas bukanlah sengit.
Mengapresiasi jerih payah, pengorbanan dan ketabahan seseorang mesti memperhatikan kapasitas dan besarnya hambatan yang dihadapi. Bila tidak, tujuan apresiasi bisa mengundang respon negatif.
Tulisan dengan tema general tak layak ditafsirkan sebagai sindiran dengan objek personal meski mungkin person merupakan sumber inspirasinya. Boleh jadi sikap negatif seseorang adalah pemantik sebuah inisiasi positif