"RASISME BERSYARIAT"

"RASISME BERSYARIAT"
Photo by Unsplash.com

Umumnya rasisme adalah pandangan klaim supremasi ras, utamanya kulit putih. Umumnya pula rasisme disepakati sebagai pandangan anti moral dan agama yang dianut oleh sebagian kecil kaum kulit putih .

Tapi kini muncul rasisme yang telah mengalami domestikasi dan islamisasi karena ajaran-ajarannya disampaikan oleh segerombolan agamawan dalam pernyataan yang dibuka dengan basmalah dan hamdalah dan diakhiri dengan doa.

Suatu saat bila masyarakat sudah memenerima doktrin itu, mungkin akan diberi label "Ku Klux Klan bersyariah".

Mereka merasa berhak dan dibiarkan bahkan didukung menghukum satu komunitas etnis (2 juta lebih) dengan aneka stigma buruk dan vonis negatif karena sebagian individu di dalamnya yang berperilaku negatif atau merugikan sebagian individu komunitas lain yang lebih besar dan merasa lebih asli. Tapi indiividu-individu dalam komunitas terhukum itu yang tidak merasa melakukan aksi negatif tidak mau membalas juga tidak diperbolehkan melakukan hal yang sama atau menghukum satu komunitas dengan stigma buruk karena fakta partikular individu-individu yang terasosiasi kepadanya.

Mereka merasa berhak dan dibiarkan bahkan didukung menunjuk individu-individu dalam komunitas etnis itu sebagai pengkhianat dan menghujatnya secara sepihak sebagai bangsat dan sebagainya berdasarkan data sepihak yang dipilih sesuai presumsi dan dasar kebencian mereka meski dihormati oleh para ulama yang mereka agungkan. Tapi komunitas terhukum tidak mau membalas dan tidak diperbolehkan melakukan hal sama menunjuk individu-individu buruk dalam komunitas mereka yang jumlahnya jauh lebih banyak.

Mereka merasa berhak dan dibiarkan bahkan didukung menghujat dan mengecam komunitas itu sebagai sombong, gila hormat dan suka menyalahgunakan status karena sejumlah agamawan dalam komunitas etnis itu yang memang bersikap sombong dan suka dipuja oleh umat pemujanya. Tapi komunitas terhukum itu atau individu-individu yang tak bersikap sombong dan tak pernah membanggakan status atau menyalahgunakan tidak mau membalas dan tidak diperbolehkan melakukan hal sama, yaitu mengecam banyak agamawan dalam komunitas mereka yang terbukti menyalahgunakan status, suka dipuja dan merendahkan lainnya.

Mereka merasa berhak dan dibiarkan bahkan didukung mengacam dan mengajak masyarakat membenci satu komunitas etnis itu, melakukan persekusi, bahkan mengusir mereka dengan aneka stigma dan cacian pendatang, pengungsi, imigran, antek penjahah, pengkhianat negara, pemalsu nasab, keturunan Yahudi dan sebagainya dengan dasar gugatan seseorang terhadap asal usul keturunan mereka yang ditetapkan secara final dan absolut sebagai penelitian ilmiah dan beberapa versi sejarah yang dipilih secara manipulatif atau info palsu tentang tes DNA. Tapi komunitas tervonis itu atau individu-individu di dalamnya tidak mau membalas dan tidak diperbolehkan melakukan hal sama atau melakukan klarifikasi,menepis dan membela dirii dengan referensi data sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Mereka merasa berhak dan dibiarkan bahkan didukung mencaci maki dengan aneka kata kasar dan sebutan negatif satu komunitas etnis dengan dalih pengalaman personal yang buruk dan menyakitkan dalam interaksi dengan beberapa individu pengurus sebuah lembaga yang dikira sebagai representasi resmi komunitas etnis itu. Tapi komunitas atau individu-individu tertentu dalam konunitas tercaci itu yang tak merasa melakukan tindakan buruk terhadap nereka tidak mau membalas dan melakukan hal yang sama terhadap mereka atau membuktikan bahwa pengalaman personal serupa juga dialami oleh banyak individu dalam komunitas itu saat berinteraksi dengan para tokoh dari lembaga mereka.

Mereka adalah para pemilik sah bumi ini, berhak menimpakan amarah personal atas satu komunitas tanpa pilih.

Mereka berhak seumbar dan sombong namun tak merasa andab asor penuh adab.

Mereka adalah penggemar pujaaan dan penikmat cium tangan tapi merasa rendah hati.

Mereka memamerkan busana ketakwaan tapi kerap memaklumatkan kepongahan.

Mereka bicara nasionalisme tapi ekspresinya rasisme dan chauvinisme.

Mereka mengaku toleran tapi rasis akut bahkam menyatakannya secara terbuka.

Mereka bergaya hidup borjuis tapi merasa merakyat dan egaliter.

Mereka umumnya punya banyak istri tapi lugas bicara kezuhudan.

Mereka sibuk mencari pembenaran asal usul ke negara nun jauh tapi menepuk dada mengaku paling pribumi.

Mereka ak pernah baca secara komprehensif sejarah masuknya VOC, sejarah Pemerintah Hindia Belanda, pemberontakan, pembentukan dan pembubaan KNIL, masuknya Jepang, pembentukan MIAI serta pembentukan BPUPK dan PPKI serta fragmen-fragmen penting jelang penetapan Pancasila dan proklamasi kemerdekaan, tapi karena tuna literasi keburu menuduh komunitas etnis tak mempersembahkan pahlawan dan pejuang.

Read more